Jenis ini awalnya berasal dari Amerika Serikat, tubuhnya
memiliki bobot 3,8 – 5,0 kg. Mereka memiliki ciri pada bulunya yang tebal dan
jarak antar bulu begitu rapat, kepala agak bulat dan telinga tegak tidak begitu
panjang. Secara penampilan kelinci Satin mirip dengan jenis kelinci Rex,
sehingga sering juga disebut kelinci Rex Satin, namun bulunya agak sedikit
tebal dan lebat, Warnanya bervariasi, antara lain coklat, merah, krem, perak,
dan ada juga yang kombinasi dengan totol-totol putih. Kelinci Satin ini
badannya panjang, kepala lebar, leher pendek, telinganya yang lebar tampak
seimbang dengan badannya. Tulang-tulangnya tampak kuat, kakinya lurus, dan
kukunya hitam gelap.
Kelinci satin memiliki 11 varietas yaitu hitam, biru,
California, broken, chinchilla, coklat, tembaga, otter, merah, siam dan putih.
Kelinci satin yang pertama kali muncul adalah mutasi kelinci Havana coklat,
mutasi ini pada batang rambut berupa pencahayaan. Untuk membuat bulu yang sehat
dan tubuh yang ideal diperlukan pakan dengan protein tinggi dan biji bunga
matahari dan bulu kelinci satin tidak diperlukan perawatan khusus namun hanya
rutinitas menyikat bulu.
Penemu kelinci satin adalah Walter Kwik dari Indiana yang
berasal dari pengembangan kelinci Havana tahun 1930. Selanjutnya Walter K
mengirim kelincinya ke Havard University dimana pakar genetika menetapkan
adanya mutasi baru merupakan gen resesif dengan bulu yang bersinar dan tekstur
bulu pendek. Mutasi ini mirip dengan mutasi kelinci rex. Selanjutnya gen
kelinci satin diperkenalkan dalam banyak warna antara lain hitam, biru,
California, chinchilla, cokelat, tembaga, otter, merah, siam, putih dan
varietas broken. Kelinci satin ini sekarang dicrosskan dengan berbagai jenis
kelinci antara lain angora satin, dwarf satin dan rex satin untuk berbagai
tujuan keperluan industri perkelincian.
Artikel Terkait :
Post a Comment
Post a Comment