Olahraga berkuda adalah olahraga yang ideal untuk dinikmati
bersama dengan seluruh keluarga. Balita pun sudah dapat menikmati berkuda kalau
ia menunggang kuda poni yang dituntun, dan mulai usia 5-6 tahun anak-anak sudah
dapat belajar menunggang sendiri. Bagi remaja olahraga berkuda juga sangat
menarik, dan dewasa sampai usia lanjut pun dapat menemukan kesenangan dengan
mitra berkaki empat itu. Ada penunggang yang berkuda hanya sebagai hobby
belaka, ada juga yang memiliki ambisi untuk berprestasi dalam olahraga yang
sangat beraneka ragam ini. Bagaimanakah caranya menjadi penunggang kuda?
Biasanya, minat berkuda muncul ketika anak-anak masih
berusia balita atau sewaktu SD. Kalau ada kesempatan berkuda, misalnya di
tempat-tempat wisata seperti kebun binatang, daerah pegunungan dan lain-lain,
anak-anak pasti ingin mencobanya. Anak-anak pada umumnya menikmati mainan yang
bergerak dalam berbagai bentuk, sebut saja komedi putar atau ayunan. Tetapi
dengan kuda, mereka juga berkesempatan untuk berinteraksi dengan hewan yang
memberikan respons, dan sifat berani dan percaya diri si anak biasanya juga
mendapatkan sambutan positif dari orang tua dan keluarga. Anak-anak memiliki
bakat alam untuk menunggang karena lebih luwes dan lentur, cepat menyesuaikan
diri dan dapat mengikuti ayunan kuda dengan mudah.
Minat berkuda bukan hanya timbul pada anak-anak, tetapi juga
pada dewasa, walaupun dengan alasan yang berbeda. Yang sering terjadi adalah
bahwa orang tua dari anak yang sedang belajar berkuda menjadi ikut tertarik,
atau bahwa dewasa hanya ingin menjadikan impian masa kanak-kanak,
merasakanfreedom, power and grace, sebuah kenyataan. Seperti setiap olahraga
lainnya, berkuda memiliki faktor resiko. Oleh karena itu sangat dianjurkan
untuk belajar teknik berkuda dengan benar, supaya dapat mengendalikan kuda
dalam setiap situasi. Teknik yang baik dan benar juga memberikan kenyamanan
yang lebih baik bagi penunggangnya dan menjadikan berkuda sebuah kegiatan yang
sangat menyenangkan.
Di berbagai daerah ada sarana atau sekolah-sekolah berkuda
yang menyediakan fasilitas untuk belajar menunggang kuda. Saat ini pada
federasi nasional tercatat sekitar 25 klub berkuda. Sebagai info: sebaiknya
jangan menghubungi sekolah berkuda pada hari Senin, karena untuk tempat berkuda
di seluruh dunia hari Senin adalah hari libur! Selain fasilitas lapangan yang
sesuai standar, tentunya diperlukan kuda-kuda sekolah yang telah terlatih untuk
ditunggang oleh pemula, dan juga pelatih yang berpengalaman.
Perlengkapan awal untuk penunggang adalah helm berkuda (bila
perlu dipinjamkan pihak sekolah), celana panjang (kalau bisa jangan terlalu
longgar karena mudah terjepit) dan sepatu dengan sedikit hak, sebaiknya
setinggi mata kaki. Kalau ingin melanjutkan dan untuk kenyamanan penunggang,
dianjurkan untuk memiliki helm, sarung tangan, celana dan boots berkuda. Sebaiknya
berlatih 2-3 kali per minggu. Selain belajar teknik menunggang, pemula juga
diperkenalkan dengan horsemanship, yaitu bagaimana berinteraksi dengan kuda,
cara merawat kuda dan pemasangan alat tunggang seperti pelana, kendali dan
lain-lain.
Pada tahap awal belajar menunggang, pemula akan dilongser
selama kira-kira 30 menit. Longser atau lunging adalah berlatih mengelilingi
pelatih yang mengendalikan kuda dengan tali panjang sekitar 7 meter yang disambungkan
ke bagian mulut (mouthpiece) kuda. Dengan cara itu, pemula dapat berkonsentrasi
kepada dirinya sendiri dan tidak perlu risaukan kudanya. Yang diajarkan pertama
adalah cara duduk yang benar, menemukan keseimbangan badan dalam setiap cara
gerak kuda (walk, trot, canter) dan bagaimana memberikan pertolongan kepada
kuda untuk mengendalikannya. Pada prinsipnya, kuda digerakkan dengan betis dan
dihentikan dengan kendali, tetapi cara duduk dan suara si penunggang juga
dikategorikan sebagai pertolongan.
Tergantung bakat si penunggang, akan dilongser sebanyak
kurang-lebih empat kali latihan, kemudian dilepas untuk latihan tanpa tali
longser. Waktu latihan juga lebih lama, yaitu sekitar 45 menit. Kalau sudah
dapat menemukan keseimbangan dan mengendalikan kuda dengan baik, pola latihan
juga semakin intensif dan pada akhirnya penunggang dapat mengikuti
pertandingan. Setelah beberapa waktu berlatih berkuda, terlihat ke mana bakat
dan minat si penunggang mengarah. Penunggang yang senang berkuda secara tenang
dan halus biasanya memilih Dressage, sementara yang lebih berani dan yang
mencari action akan mengarah ke Showjumping. Yang senang berwisata biasanya
memilih Endurance, dan yang punya bakat untuk berbagai nomor mengarah ke
Eventing.
Walaupun tidak harus memiliki kuda sendiri, pada suatu saat
seorang penunggang pasti mempertimbangkan ide itu. Menemukan kuda yang jodoh
dengan penunggang dan dapat menunjang kegiatan berkudanya bukanlah hal yang
begitu mudah. Memiliki seekor kuda juga merupakan sebuah tanggung jawab yang
sangat besar! Perjalanan seorang penunggang pemula hingga menjadi atlit
hanyalah melalui prestasi yang diraihnya. Semakin baik prestasinya, semakin
baik pula materi atau kuda yang dapat ditunggangnya. Tanpa membedakan gender
dan kalangan, dan apakah seorang penunggang memilih berkuda tetap sebagai
amatir atau sebagai penunggang professional hingga pelatih, semua dapat
berpartisipasi dan menikmati olahraga yang beraneka ragam ini
Artikel Terkait :
Post a Comment
Post a Comment