Budidaya ikan Salmon di Norwegia
Keberhasilan Norwegia mengelola ikan salmon kualitas tinggi hingga di ekspor lebih dari seratus negara tentunya memerlukan kerja keras dan ketekunan mengelola usaha dalam bidang perikanan tersebut.
Sehingga negara yang terletak di utara Eropa tersebut terkenal dengan produksi dan pengelolaan ikan Salmon yang terbaik didunia. Norwegia adalah produsen terbesar di dunia ikan salmon Alantik dengan menguasai sekitar 60 persen pasar dunia.
"Kami memiliki cara baru dalam sejarah pertanian Norwegia dan budidaya modern saat ini. Sehingga menghasilkan salmon kualitas tinggi," kata Executive Vice Presiden Nordlaks Group Roger Mosand.
Nordlaks merupakan salah satu perusahaan produsen ikan salmon yang terbaik di Norwegia dengan profit 65 juta dolar AS per tahun dimana sebanyak 28 persen digunakan untuk membayar pajak dan industri perikanan laut adalah industri ekspor terbesar ketiga setelah minyak dan gas dan metal.
Proses yang dilakukan untuk menghasilkan salmon terbaik tentunya melalui jalan panjang yang dimulai dengan pemilihan benin yang baik. Roger Mosand mengatakan proses pembenihan yang berkualitas tinggi yang dilakukan dengan cara kontrol yang ketat diruang laboratorium.
"Cara tersebut tentunya didukung dengan teknologi tinggi ilmu pengetahuan yang kami punya. Hanya benih yang berkualitas ikan salmon tinggi yang akan kami besarkan," ujarnya.
Selanjutnya kata dia dalam pembesaran ikan salmon ini dipantau secara terus menerus dengan menggunakan alat pantau secara komputerisasi. "Kalau ada ikan yang sakit tentunya kita pisahkan agar yang lain tidak terserang penyakit yang sama," katanya.
Untuk itu kata dia kita juga menyediakan vaksin khusus untuk membuat ikan-ikan salmon mempunyai daya tahan yang kuat dalam menghadapi berbagai serangan penyakit. "Kami memberikan vaksin ketika umur ikan mencapai enem bulan," jelasnya.
Roger juga mengatakan bukan hanya ikan salmonnya saja yang diperiksa tetapi juga kondisi kualitas air juga terus diperiksa agar tetap dalam suhu yang dibutuhkan untuk perkembangan ikan salmon tersebut.
"Proses pembenihan, pemberian vaksin, pembesaran ikan salmon dipantau secara terintegrasi yang terus menerus. Ini dimaksudkan agar ketika terjadi kesalahan akan bisa terpantau dan segera diperbaiki," jelasnya.
Sementara itu Sales Manager Nordlaks Steinsebu mengatakan proses pemasaran ikan salmon juga dilakukan secara profesional dan ditangani oleh para orang yang ahli dalam bidang pemsaran.
"Kami mempunyai tim pemasaran yang handal untuk memasarkan ikan salmon keseluruh penjuru dunia," katanya.
Selain itu perusahaan kami juga mempunyai kepedulian terhadap warga dan juga lingkungan sekitar agar tetap terjaga. Perusahaan kami juga diikat dengan aturan yang telah ditetapkan pemerintah Norwegia.
"Kami tetap mengikuti aturan pemerintah. Tetapi selama ini pemerintah kami mendukung penuh usaha yang kami lakukan, karena juga bisa membuka lowongan perkerjaan juga memberikan bantuan dalam bidang dan pendidikan bagi warga sekitar," katanya.
Nordlaks yang terletak di Stokmarknes Norwegia di bagian utara saat ini bukan mengekspor ikan segar salmon saja tetapi juga ekspor dalam bentuk filet atau potong-potongan dan juga minyak ikan yang tersebar keseluruhnya dunia.
Sementara itu Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat Hery Gunawadi mengatakan sumber daya alam berupa laut di Indonesia harus dikelola dengan sumber daya manusia yang mumpuni.
"Kita tidak bisa hanya mengandalkan kekayaan alam saja tapi harus juga menguasai teknologi dan ilmu pengetahuan," katanya.
Ia mengatakan dengan melihat secara langsung industri perikanan di Norwegia tersebut menjadi masukan yang berharga untuk dapat mengembangkan industri perikanan di Jawa Barat khususnya, dan Indonesia pada umumnya.
"Mereka melakukan semuanya kegiatannya dari hulu hingga hilir dengan seksama dan dibarengi dengan kemampuan teknologi terkini yang dimiliki," ujarnya.
Siap Membantu
Sementara itu Kedutaan Besar Republik Indonesia di Norwegia menyatakan siap membantu kepada siapa saja bagi warga Indonesia jika ingin bekerja sama dengan pengusaha Norwegia ataupun belajar mengenai berbagai hal mengenai ilmu pengetahuan yang dikuasai Norwegia.
"Kami siap membantu baik itu institusi pemerintah untuk belajar ataupun pengusaha Indonesia yang ingin bekerjasama dengan pengusaha Norwegia," ujar First Secretary Kedutaan Besar Indonesia di Norwegia Hartyo Harkomoyo.
Dikatakannya dari hasil studi banding Dinas Perikanan Jawa Barat tersebut dapat berguna bagi pengembangan budidaya perikanan di daerah tersebut agar dapat semakin maju lagi.
Indonesia yang mempunyai garis pantai yang panjang tentunya harus dapat memanfaatkan kekayaan alam tersebut untuk kepentingan rakyatnya. Seperti apa yang dilakukan di Norwegia.
Untuk itu ia berharap jika ingin berkunjung ke Norwegia melaporkan diri terlebih dahulu kepada kedubes RI setempat. Untuk melakukan koordinasi terlebih dahulu. Di Norwegia banyak pengusaha yang melakukan investasi ke berbagai negara termasuk Indonesia. Untuk itu kita harus bisa memanfaatkan hal tersebut.
"Kami mempunyai data-data perusahaan-perusahaan di Norwegia yang ingin melakukan investasi tersebut," katanya.
Sedangkan Staf khusus presiden bidang hubungan internasional Teuku Faizasyah beberapa waktu lalu mengatakan Indonesia-Norwegia dalam bidang perdagangan dan ekonomi, potensinya masih banyak.
Pelaku ekonomi diharapkan bisa melihat peluang-peluang kerja sama. Norwegia masuk ke dalam ekonomi yang positif sehingga banyak peluang ekonomi.
Di bidang ekonomi, Faizasyah mengatakan Norwegia memandang banyak peluang investasi yang bisa dilakukan di Indonesia. Kedua negara membukukan pertumbuhan ekonomi yang positif, Indonesia 6,5 persen dan Norwegia sekitar 2,5 persen.
Wakil Menteri Perdagangan RI, Bayu Krisnamurthi, dan Sekretaris Negara untuk Kementerian Luar Negeri Norwegia, Morten Haglund membahas peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi antara kedua negara dalam kerangka Indonesia-European Free Trade Associatian Comprehensive Economic Partnership Agreement (Indonesia-EFTA CEPA/IE-CEPA), serta isu-isu perdagangan lainnya.
Norwegia sebagai salah satu negara penghasil produk-produk perikanan dan pengelola energi dunia diharapkan dapat lebih mendorong dan meningkatkan kerja sama, baik investasi maupun peningkatan kapasitas industri di Indonesia.
Kerja sama investasi, utamanya energi terbarukan dan energi lainnya diharapkan dapat menjadi pendorong dalam menyelesaikan isu-isu perundingan IE-CEPA yang belum terselesaikan agar tercapai keseimbangan dan keuntungan bersama dalam perundingan tersebut.
Perikanan Norwegia
Industri perikanan Norwegia merupakan tulang punggung daerah pesisir pantai Norwegia. Perikanan, budidaya laut dan kegiatan pengolahan ikan menyediakan lapangan kerja yang luas bagai warganya.
Norwegia merupakan negara kecil dengan luas wilayah 385.199 kilometer persegi dan penduduk berjumlah sekitar 5 juta jiwa. Negara yang mempunyai garis pantai sepanjang ini merupakan negara yang maju di dalam industri perikanan.
Kemampuan negara ini memberikan kesejahteraan bagi warga negaranya dengan memaksimalkan potensi perikanan dan kelautan yang dimiliki, dapat dijadikan contoh (role model) oleh bangsa kita tentang bagaimana manajemen perikanan yang baik.
"Industri perikanan di Norwegia ditangani secara serius dari hulu hingga hilir, sehingga bisa benar-benar maju, sehingga patut menjadi contoh bagi kita," kata Kabid Perikanan Budidaya Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat Hery Gunawadi.
Ia mengatakan Norwegia merupakan negara maritim paling beragam di Eropa dan diakui dunia karena keahliannya dalam bidang peralatan laut, perkapalan, dan kemampuan untuk mengekploitasi pasar pasar baru.
Ekonomi kelautan Norwegia mencakup keseluruhan industri yang berkembang dan berhubungan dengan perkapalan dan industri akuakultur dimana mencakup beragam jenis produk dan layanan. Industri peralatan kapal Norwegia telah berkembang sejalan dengan pertumbuhan armada Norwegia.
"Pengelolaan sumber daya laut hidup Norwegia adalah memastikan penggunaan yang berkelanjutan, sebagai contoh untuk memastikan bahwa panen disesuaikan dengan kapasitas ternak untuk berkembang biak," katanya.
Hal ini sejalan dengan persyaratan internasional sebagaimana tertera dalam perjanjian termasuk Hukum PBB 1982 tentang Tata Cara Laut, Perjanjian Budidaya Ikan PBB tahun 1995 dan Code of Conduct FAO tahun 1995 tentang Responsible Fisheries.
Badan Sumber Daya Pangan Laut Norwegia (Norwegian Seafood Council/NSC) mencatat, nilai ekspor ikan salmon Norwegia ke Indonesia naik dari 8,11 juta dolar AS tahun 2011 menjadi 9,82 juta dolar AS tahun 2012 dengan volume ekspor naik hampir dua kali lipat. Jika pada 2011 Norwegia menguasai 54 persen dari pasar ikan segar di Indonesia, tahun 2012 sudah 86 persen.
Post a Comment
Post a Comment