Ikan nilem merupakan salah satu dari
komoditas unggulan ikan air tawar yang masih belum banyak di budidayakan
di berbagai wilayah di Indonesia. Saat ini ikan nilem hanya baru ada
yang mengembangkannya di daerah Tasikmalaya. Cita rasa dari ikan nilem
ini sangatlah spesifik dan lebih gurih dibandingkan dengan ikan tawar
yang lainnya karena ikan nilem ini di dalamnya mengandung sodium
glutamat di dalam daging yang dengan alami terbentuk karena disesbabkan
oleh pengaruh dari kebiasaan makan pakan yang alami yaitu phito serta
zoo plankton dan terutama dari ganggang yang banyak tumbuh dari
pemupukan kolam.
Daya Tahan Ikan Nilem
Daya tahan dari ikan nilem ini sangat
tahan dengan penyakit karena ikan nilem ini termasuk ke dalam kelompok
ikan omnivora yang mempunyai makanan alam yaitu periphiton. Potensi dari
ikan nilem ini selain dapat dimakan karena dagingnya yang gurih, namun
di negara tujuan ekspor ikan nilem ini seperti Taiwan, Singapura,
Hongkong dan Malaysia dijadikan abon, saus, dendeng, pepes, dll. Dengan
banyak pertimbangan keunggulan dari ikan nilem ini sangat dimungkinkan
untuk menjadi sebuah bisnis dan dibudidayakan di berbagai wilayah di
Indonesia.
Cara Budidaya Yang Baik dan Benar
Ada beberapa cara beternak dan teknik
budidaya yang perlu diperhatikan, yang pertama adalah syarat
lokasi pemeliharaan ikan nilam. Ikan nilem balita sangat cocok untuk
dibudidayakan pada lahan dengan ketinggian dari 150 sampai 1.000 meter
diatas permukaan laut dan dengan suhu sekitar 18 sampai 28 derajat.
Tempat memelihara ikan nilem ini juga sebaiknya mempunyai aliran sungai
yang mengalir atau bisa diakali dengan membuat kolam buatan dengan air
yang terus mengalir.
Cara ternak yang kedua adalah persiapan
dari kolam ikan nilem yaitu pada setiap kolam yang nantinya akan
digunakan sebagai pembesaran, harus terlebih dahulu dikeringkan dengan
waktu kurang lebih dua minggu dan ditaburkan dengan kapir sebanyak
kurang lebih 50 kg, hal ini bertujuan untuk memusnahkan bakteri patogen
yang ada dalam tanah. Lalu setelah kolam tersebut diisi dengan air,
tunggu sampai sekitar tiga hari dan barulah larva atau benih ikan nilam
ini ditebar. Pemijahan atau perkawinan dapat dilakukan pada kolam dari
semen dan untuk pembesaran sebaiknya dilakukan di kolam tanah. Hal
tersebut dikarenakan lumut atau plankton yang ada dalam dasar kolam
tanah merupakan pakan yang alami bagi ikan nilem.
Pemijahan dan Indukan
Cara budidaya yang ketiga adalah
pemijahan (perkawinan) dan indukan. Pemijahan ini dilakukan dengan cara
memasukkan satu induk ikan nilem yang jantan dan dua ekor indukan betina
yang memang sudah siap untuk kawin (gonad). Pilihlah indukan yang
umurnya sudah mencapai 1 hingga 1,5 tahun dan dengan bobot 180 sampai
200 gram. Induk ikan nilem yang sudah gonad ini biasanya akan memiliki
gerakan yang lebih lambat, lalu postur dari tubuh ikan yang gemuk, warna
tubuhnya berwarna kelabu kekuningan dan juga pada lubang genital akan
berbentuk bulat telur melebar dan seperti membengkak. Sedangkan pada
induk jantan biasanya pada bagian kelaminnya akan mengeluarkan cairan
berwarna putih (sperma) jika bagian perutnya di urut dan mempunyai badan
yang ramping serta lincah.
Pemeliharaan
Lalu hal lain yang perlu diperhatikan
dalam teknik beternak ikan nilem yang lain adalah masalah pemeliharaan.
Setelah telur ikan nilem menetas, segeralah untuk memasukkan larva atau
benih ke dalam kolam pembesaran yang sudah disiapkan sebelumnya. Dengan
memberikan pakan berupa plankton atau lumut yang bisa berasal dan
diambil dari kotoran ayam yang akan menghemat karena tidak perlu membeli
pellet. Jika memang diperlukan tambahkanlah 100 kg dedak
sebagai pakan tambahan selama satu bulan. Pemeliharaan ini biasanya
berlangsung selama 2 sampai 3 bulan. Lalu setelah ikan nilem ini berumur
3 bulan, panenlah ikan dengan cara mengurangi dari volume air dan ikan
nilem pun siap untuk dipanenen dan disortir berdasarkan ukuran.
Post a Comment
Post a Comment