Budidaya ikan Koi, sebagian besar oranng menerapkan satu jenis ikan
itu sendiri dalam satu kolam. Satu hal berbeda yang dilakukan Danil
Amrullah, pembudidaya ikan Koi asal Dusun Paiton Desa Parijatah Kulon,
Kecamatan Srono, ini. Dia menerapkan sistem tumpangsari , yang sejauh
ini dirasa lebih efesien serta efektif.
Sistem
tumpangsari ini memelihara ikan Koi dan ikan pendamping di dalam satu
kolam tanah untuk dibudidayakan. Semisal ikan Koi dan ikan Nila. Namun
dua jenis ikan yang dibudidaya secara bersamaan ini haruslah ikan yang
tidak memiliki karakter yang cenderung agresor atau bahkan predator.
Dibutuhkan
pula perbandingan yang tepat saat menerapkan sistem tumpangsari.
Perbandingannya, jumlah benih ikan Koi lebih sedikit dengan jumlah benih
ikan pendamping yang ditebar. Semisal, jika benih ikan pendamping
sebanyak seribu, maka ikan Koi yang ditebar antara seratus hingga dua
ratus saja.
“Nantinya nilainya akan jauh lebih besar ikan Koi
daripada ikan Nila (ikan pendamping),” ungkap Danil, ditemui
sunriseofajava.com, di kolamnya, Minggu (22/9/2013).
Danil
menganjurkan, sistem tumpangsari ini harus menggunakan kolam tanah.
Sebelum menebar benih ikan, harus dipersiapkan dulu kesuburan tanah
kolam. Dengan tujuan untuk membentuk sumber pakan ikan secara alami yang
beragam dan berlimpah. Semisal jasad renik, cacing dan plankton.
Sumber
makanan ikan yang tercipta dari alam tersebut bisa memangkas kebutuhan
pakan seperti pellet atau sentrat. Karena pakan alam mampu memenuhi
kebutuhan pakan secara mandiri dan berkelanjutan. Dengan kata lain,
sistem tumpangsari ini memaksimalkan sumber pakan alam bagi ikan.
“Untuk
kolam tanah itu yang kami olah pertama tanahnya itu dibikin subur,
sehingga cacing dan sebagainya bisa tumbuh dengan baik,” tambah pria
yang juga tokoh agama di lingkungan tempat tinggalnya tersebut.
Selain
itu, ikan Koi dan ikan pendamping tidak akan berebut pakan yang
dampaknya bisa kepada pertumbuhannya. Sebab, baik ikan Koi maupun ikan
pendamping memiliki kesukaan pakan yang berbeda. Dan pakan alam akan
selalu tersedia sebelum akhirnya tiba waktu untuk memanen ikan-ikan
tersebut.
“Didalam kolam nanti akan muncul simbiosis mutualisme,” tandasnya.
(sumber: radioglobalmediaswarafm)
Post a Comment
Post a Comment