Hama dan penyakit pada budidaya lele menjadi salah faktor penentu
keberhasilan bisnis ini. Menanggulangi penyakit lele merupakan salah
satu upaya mekmaksimalkan budidaya lele. Meski pengetahuan dan cara
menanggulangi penyakit pada budidaya lele cukup penting terkadang
diabaikan oleh peternak lele, apalagi jika usaha lele ini hanya menjadi
usaha sampingan atau bisnis skala usaha kecil.
Banyak kejadian lele tiba-tiba mati mendadak dalam jumlah besar atau
satu per satu mati dan akhirnya tidak bisa panen. Pertanyaan dan keluhan
mengenai cara mengatasi penyakit pada ikan lele cukup sering kita
dengar sehingga penting bagi para pembudidaya lele untuk memiliki
pengetahuan di dalam hal ini.
Hama ikan Lele ukuran besar nampak secara kasat mata misalnya kucing,
ular,Linsang. Untuk lele bibit di sawah hama lele bisa datang dari
kodok, Ucrit dan burung pemakan ikan dan hewan-hewan lain. Penyakit pada
ikan lele biasanya disebabkan oleh mikroorganisme yang tidak kasat
mata.
Penyakit pada ikan lele cukup beragam dan memerlukan penanganan yang
berbeda-beda tergantung jenis penyakitnya. Untuk mengetahui jenis
penyakit apa yang menimpa ikan lele peliharaan kita, bisa dilihat dari
gejala-gejala luar ikan lele. Meski lele termasuk ikan yang tahan hidup
dalam air yang berkualitas buruk, tetapi sanitasi air memegang peranan
penting dalam menunjang kesehatan lele.
Penyakit pada ikan lele biasanya disebabkan oleh mikroorganisme yang
bersifat parasit yang hidup pada tubuh ikan lele, mikroorganisme ini
biasanya berupa virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran
kecil. Beberapa penyebab penyakit pada ikan lele antara lain:
1. Penyakit karena Bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla
Bentuk bakteri ini seperti batang dengan cambuk yang terletak di ujung
batang, dan cambuk ini digunakan untuk bergerak. Ukurannya 0,7-0,8 x
1-1,5 mikron.
Gejala Lele Terserang Bakteri ini : warna tubuh menjadi gelap, kulit
kesat dan timbul pendarahan. Lele bernafas megap-megap di permukaan air.
Pencegahan: lingkungan harus tetap bersih, termasuk kualitas air harus baik.
Pengobatan: melalui makanan antara lain pakan dicampur Terramycine
dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7-10 hari
berturut-turut atau dengan Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari
selama 3-4 hari.
2. Penyakit tuberculosis yang disebabkan bakteri Mycobacterium fortoitum
Gejalanya: tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena
tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di
permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di
sekitar mulut dan sirip.
Pengendalian: memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam.
Pengobatan: dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5-7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5-15 hari.
3. Penyakit karena Jamur/Cendawan Saprolegnia.
Penyebab: jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah.
Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada
daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup
insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur
tersebut diliputi benang seperti kapas.
Pengendalian: benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte
Green Oxalate 2,5-3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte
Green Oxalate 0,1-0,2 ppm selama 1 jam atau 5-10 ppm selama 15 menit.
4. Penyakit bintik putih dan gatal (Trichodiniasis)
Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang
amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius
multifilis.
Gejala:
(1) ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air;
(2) terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang;
(3) ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam.
Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya.
Pengobatan: dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada
campuran larutan formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green
Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12-24 jam, kemudian ikan diberi air yang
segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari.
5. Penyakit cacing Trematoda
Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing
Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang
kulit dan sirip.
Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu.
Pengendalian:
(1) direndam formalin 250 cc/m3 air selama 15 menit;
(2) Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam;
(3) menyelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ±30 menit;
(4) memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit;
(5) dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ±10 menit.
6. Parasit Hirudinae
Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan.
Gejala: pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga menyebabkan anemia/kurang darah.
Pengendalian: Selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm.
Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah.
Penyakit yang menimpa ikan lele biasanya terjadi karena lingkungan air
yang tidak baik, misalnya tercemar oleh zat-zat berbahaya, kepadatan
tebar yang terlalu besar dan perubahan suhu yang drastis. Pada kondisi
demikian daya tahan ikan lele menurun dan mudah terserang penyakit.
Penyakit pada lele bisa juga berasal dari bibit lele sudah membawa
penyakit dari asalnya, hanya belum menunjukkan gejala sakit saat
ditebar. Untuk itu perlu berhati-hati dalam memilih bibit lele. Cara
lain mengatasi penyakit ikan lele adalah mengkarantina ikan lele sakit
pada kolam karantina yang diberi garam ikan, selain dengan
pengobatan-pengobatan tersebut.
Post a Comment
Post a Comment