Anjing ras
sangat bervariasi dalam ukuran, penampilan dan tingkah laku dibandingkan dengan
hewan peliharaan yang lain. Sebagian besar anjing masih mempunyai ciri-ciri
fisik yang diturunkan dari serigala. Anjing adalah hewan pemangsa dan hewan
pemakan bangkai, memiliki gigi tajam dan rahang yang kuat untuk menyerang, menggigit,
dan mencabik-cabik makanan. Ciri-ciri khas dari moyang serigala masih bertahan
pada anjing, walaupun penangkaran secara selektif telah berhasil mengubah
bentuk fisik berbagai jenis anjing ras. Anjing memiliki otot yang kuat, tulang
pergelangan kaki yang bersatu, sistem kardiovaskuler yang mendukung ketahanan
fisik serta kecepatan berlari, dan gigi untuk menangkap dan mencabik mangsa.
Bila dibandingkan dengan struktur tulang kaki manusia, secara teknis anjing
berjalan berjingkat dengan jari-jari kaki.
Anjing
dulunya disangka dikromatis, sehingga bisa disebut buta warna menurut standar
manusia. Tapi penelitian yang dilakukan akhir-akhir ini justru menunjukkan
anjing bisa melihat beberapa warna, walaupun tidak seperti yang bisa dilihat
manusia. Menurut penelitian, anjing bisa melihat berbagai nuansa warna kuning,
ungu atau violet, ulta violet. Lensa mata anjing lebih datar dibandingkan
dengan lensa mata manusia, sehingga anjing kurang bisa melihat secara detail
dibandingkan manusia. Sebaliknya, mata anjing lebih sensitif terhadap cahaya
dan gerakan dibandingkan mata manusia.
Anjing bisa
mendengar suara frekuensi rendah 16Hz hingga 70KHz. (Manusia hanya mendengar
frekuensi 20Hz-20 KHz), Jumlah lebar frekuensi ini termasuk cukup bagus, namun
masih kalah dari pendengaran kucing.[ Selain itu, anjing bisa
menggerak-gerakkan daun telinga agar cepat bisa menentukan lokasi sumber suara
yang sebenarnya. Lebih dari 18 otot pada daun telinga memungkinkan anjing
memiringkan, memutar, menidurkan, atau menegakkan daun telinga. Anjing mampu
menentukan sumber suara lebih cepat dari manusia, sekaligus bisa mendengar
suara yang sumbernya empat kali lebih jauh yang dapat didengar manusia. Anjing
dengan daun telinga berbentuk alami (tegak seperti daun telinga serigala)
biasanya memiliki pendengaran yang lebih baik daripada anjing berdaun telinga
jatuh seperti terdapat pada banyak spesies hasil domestikasi.
Anjing
memiliki hampir 220 juta sel penciuman yang sensitif terhadap bau. Luasnya
kira-kira selebar sapu tangan, sangat luas bila dibandingkan sel penciuman yang
dimiliki manusia. Sebagai pembanding, manusia hanya memiliki 5 juta sel
penciuman yang menempati luas selebar perangko. Beberapa jenis anjing ras
bahkan sengaja dibiakkan agar lahir anak anjing dengan indera penciuman yang
lebih bagus. Menurut hasil penelitian, anjing dapat membedakan dua jenis bau:
partikel bau di udara yang menyebar dari orang atau benda, dan partikel bau di
tanah yang masih bisa dideteksi setelah beberapa lama. Karakteristik dua jenis
partikel bau kelihatannya cukup berbeda. Partikel bau yang ada di udara mudah
hilang, tapi mungkin begitu jelas dan tidak bercampur bau-bauan yang lain,
sedangkan partikel bau di tanah relatif lebih permanen. Anjing pelacak harus
diajak melakukannya secara berulang-ulang dan berhati-hati, karena bau yang
melekat di tanah mudah tercemar dengan bau-bauan yang lain.
Pelatih
anjing pelacak sudah mengerti bahwa anjing tidak mungkin lagi diajar untuk
melacak bau-bauan di atas kemampuan alami yang dimiliki sejak lahir. Anjing
hanya dapat dimotivasi sebaik-baiknya dan diajar agar bisa berkonsentrasi pada
jejak bau yang utama. Anjing pelacak yang terlatih harus bisa mengabaikan
berbagai jejak bau yang lain. Anjing yang tidak terlatih biasanya senang sekali
mengendus berbagai macam bau selain jejak bau yang diperintahkan. Sewaktu
melakukan pekerjaan yang meletihkan bagi anjing pelacak (misalnya mencari
barang selundupan di atas kapal), anjing harus dimotivasi agar mau kerja keras
dalam jangka waktu yang lama.
Artikel Terkait :
Post a Comment
Post a Comment