Siang itu tgl 28 Maret yg lalu, pesawat komersial Indonesia yang menerbangkan saya dari Jakarta, setelah transit beberapa saat di Airport Changi Singapura, akhirnya mendarat dengan mulus di Bandara Ho Chi Minh. Jam tangan saya tepat menunjukkan angka 13.00. Penerbangan yang melelahkan 4 jam menembus awan tebal yang kurang bersahabat. Waktu Indonesia dengan waktu di Vietnam tidak ada perbedaan. Toan, Hue dan Adi Chandra sudah menunggu di pintu kedatangan. Tangan ketiganya saya jabat erat bergantian. Toan mengucapkan beberapa kalimat bahasa Vietnam yang saya tidak pahami artinya. Mungkin artinya, selamat datang di negeri saya, kata Toan dengan wajah senang. Tak lama kemudian mobil meluncur di tengah kepadatan lalu lintas yang sebagian besar di dominasi pengguna motor. Motor Jepang, motor China, dan motor jadul tahun 80 an masih berseliweran di tengah riuhnya lalu lintas kota. Lalu lintas di Ho Chi Minh lebih kacau daripada Jakarta. Dengan penuh hati hati, mereka membawa saya ke Hotel Tan Son Nhat untuk istirahat. Sebuah hotel berbintang, yang wajib ada simbol bendera warna merah dengan gambar palu dan sabit. Di Indonesia membawa gambar ini pasti dilarang, karena ini simbol partai terlarang.
Kedatangan saya ke Negeri bekas jajahan Prancis ini, tentu bukan sedang tour, melainkan memberi konsultasi ke beberapa orang pemula yang akan membudidayakan burung walet. Mereka mengakui bahwa ilmu perwaletan di Vietnam masih sedikit, sehingga perlu mengundang guru untuk mengajari mereka berternak burung walet secara benar dan produktif. Merea lebih yakin mendatangkan konsultan dari Indonesia dari pada dari Malaysia. ‘Ilmu walet di Indonesia lebih matang’ katanya. Sentra walet di Vietnam Sebenarnya burung walet di negeri komunis ini sudah ada sejak lama. Hanya saja baru sebagian kecil orang yang mengetahuinya. Sebagai contoh, burung walet banyak menghuni sebuah gedung tua di pusat Kota Go Cong. Gedung ini semula menjadi kantor administrasi Prancis yang menjajah negeri ini. Setelah Vietnam merdeka, gedung ini mangkrak tidak digunakan lagi. Tanpa ada yang tahu, koloni walet banyak bersarang di dalamnya. Bangunan gedung dua lantai yang cukup luas, serta dinding gedung yang tebal, menjadikan kondisi suhu dan kelembapan di dalamnya sangat nyaman. Maka cocok untuk walet bersarang di dalamnya. Namun karena tidak mengerti nilai ekonomis dari sarang walet serta manfaatnya, oleh pemerintah setempat, lubang masuk burung walet ditutup. Dengan alasan dengan adanya burung kecil ini, lantai gedung jadi kotor dan berbau. Go Cong adalah kota kecil di sebelah barat daya Ho Chi Min. Di Kota kecil ini sekarang berdiri sekitar 300 gedung walet. Lahan pertanian yang sangat luas, menjadikan populasi walet berkembang cukup baik. Sentra walet lain yang cukup besar berada di Bac Lieu. Untuk ke lokasi ini perlu menempuh perjalanan darat sekitar 6 jam ke arah utara. Ratusan gedung berdiri di kota kecil ini. Sentra walet yang cukup padat juga terlihat di wilayah Nhatrang, 10 jam dari Ho Chi Min city. Disini peternak walet sudah membudidayakan burung berliur mahal ini sejak 10 tahun yang lalu. |
Post a Comment
Post a Comment