Olah raga bela diri adalah
sesuatu yang sangat menarik minat saya, karena sebagai seorang perempuan, saya
rasa bela diri adalah hal yang sangat penting, karena sering kali kaum
perempuan dianggap sebagai kaum yang lemah, sehingga banyak terjadi tindakan
kriminal seperti perncopetan hingga pemerkosaan dimana banyak
perempuan-perempuan tak berdaya untuk melawannya. Menyedihkan! Karena itulah,
saya pikir tidak ada salahnya jika kaum perempuan mempelajari, atau setidaknya
mengetahui tentang bela diri dari negara kita sendiri.
Tak hanya kaum perempuan,
anak-anak dan laki-laki pun saya rasa juga tidak ada salahnya untuk mempelajari
bela diri.
Karena itu lah, disini saya ingin
mengenalkan bela diri dari Indonesia yang saya ketahui, mudah-mudahan artikel
ini berguna bagi teman-teman sekalian.
1. Pencak Silat
Silat, bela diri ini kini telah
mulai menyebar ke seluruh dunia. Saat ini induk organisasi Pencak Silat, yaitu
PERSILAT (Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa) sudah tercatat ada 33
Organisasi Pencak silat di dunia. Silat juga menjadi cabang olah raga resmi
yang dipertandingkan di ajang SEA Games.
Pencak silat juga sedang
dipromosikan oleh Persilat di beberapa negara di seluruh 5 benua, dengan tujuan
membuat pencak silat menjadi olahraga Olimpiade. Persilat mempromosikan Pencak Silat
sebagai kompetisi olah raga internasional. Hanya anggota yang diakui Persilat
yang diizinkan berpartisipasi pada kompetisi internasional.
Kini, beberapa federasi pencak
silat nasional Eropa bersama dengan Persilat telah mendirikan Federasi Pencak
Silat Eropa. Pada 1986 Kejuaraan Dunia Pencak Silat pertama di luar Asia,
mengambil tempat di Wina, Austria.
Pada tahun 2002 Pencak Silat
diperkenalkan sebagai bagian program pertunjukan di Asian Games di Busan, Korea
Selatan untuk pertama kalinya. Kejuaraan Dunia terakhir ialah pada 2002
mengambil tempat di Penang, Malaysia pada Desember 2002.
Selain dari upaya Persilat yang
membuat pencak silat sebagai pertandingan olahraga, masih ada banyak
aliran-aliran tua tradisional yang mengembangkan pencak silat dengan nama Silek
dan Silat di berbagai belahan dunia. Diperkirakan ada ratusan aliran (gaya) dan
ribuan perguruan.
Hmmm… sungguh membanggakan, mudah
mudahan nanti Pencak silat bisa se-ngetop Taekwondo ataupun Karate.
Silat berasal dari budaya Suku
Melayu, yaitu penduduk pesisir Sumatra dan semenanjung Malaka. Perkembangan dan
penyebaran silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak
dipengaruhi oleh kaum Ulama, seiiring dengan penyebaran agama Islam pada abad
ke-14 di Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam sejarah
perkembangan pencak silat yang pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga saat
ini. Kala itu pencak silat telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama
di surau-surau. Silat lalu berkembang dari sekedar ilmu beladiri dan seni tari
rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah.
Disamping itu juga pencak silat menjadi bagian dari latihan spiritual.
Istilah Dalam Pencak Silat
SIKAP DAN GERAK
Pencak silat ialah sistem yang
terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-gerik(pergerakan). Ketika
seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan gerakannya berubah
mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera setelah menemukan
kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba mengalahkan lawan dengan
suatu serangan yang cepat.
TEKNIK
Pencak Silat memiliki macam yang
banyak dari teknik bertahan dan menyerang. Praktisi biasa menggunakan tangan,
siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk
tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar, menahan, mematahkan
tulang sendi, dan lain-lain.
Pesilat berlatih dengan jurus-jurus.
Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh bagian atas dan bawah, yang
digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan tehnik-teknik lanjutan
pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih secara tunggal atau
berpasangan. Penggunaanlangkah, atau gerakan kecil tubuh, mengajarkan
penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran
seluruh tubuh.
TINGKAT KEMAHIRAN
Terdapat 4 aspek utama dalam
pencak silat, yaitu:
Aspek Mental Spiritual:
Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia
seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu seringkali
harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk mencapai
tingkat tertinggi keilmuannya.
Aspek Seni Budaya: Budaya
dan permainan “seni” pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah Pencak pada
umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana
tradisional.
Aspek Bela Diri: Kepercayaan
dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam
pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan
teknis bela diri pencak silat.
Aspek Olah Raga: Ini berarti
bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat mencoba
menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek ini. Aspek
olah raga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk
tunggal, ganda atau regu.
Bentuk pencak silat dan
padepokannya (tempat berlatihnya) berbeda satu sama lain, sesuai dengan
aspek-aspek yang ditekankan. Banyak aliran yang menemukan asalnya dari
pengamatan atas perkelahian binatang liar. Silat-silat harimau dan monyet ialah
contoh dari aliran-aliran tersebut. Adapula yang berpendapat bahwa aspek bela
diri dan olah raga, baik fisik maupun pernapasan, adalah awal dari pengembangan
silat. Aspek olah raga dan aspek bela diri inilah yang telah membuat pencak
silat menjadi terkenal di Eropa.
Bagaimanapun, banyak yang
berpendapat bahwa pokok-pokok dari pencak silat terhilangkan, atau dipermudah,
saat pencak silat bergabung pada dunia olah raga. Oleh karena itu, sebagian
praktisi silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional atau spiritual dari
pencak silat, dan tidak mengikuti keanggotaan dan peraturan yang ditempuh oleh
Persilat, sebagai organisasi pengatur pencak silat sedunia.
2. Tarung Derajat
Tarung Drajat, olahraga ini lahir
di Bandung, pada tanggal 18 Juli 1972. Bela diri ini dilahirkan oleh Guru Haji
Achmad Dradjat yang memiliki nama julukan dengan panggilan AA Boxer. Nama
panggilan AA Boxer diterapkan dan melekat pada diri Achmad Dradjat, setelah
dirinya mampu dan berhasil menggunakan dan menerapkannya Seni Pembelaan Diri
karya ciptanya didalam berbagai bentuk perkelahian.
Asosiasi resmi beladiri ini
adalah KODRAT (Keluarga Olahraga Tarung Derajat). Olah raga ini mempunyai
spesifikasi perpaduan lima unsur daya gerak yang terdiri dari 5K, yaitu
kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian, dan keuletan.
Tarung Derajat merupakan olah
raga beladiri (seni keperkasaan) yang murni melatih kekuatan fisik (tubuh),
dengan kata lain dalam Tarung Derajat tidak terdapat materi tentang tenaga
dalam.
Seni ilmu olah raga bela diri ini
memiliki ciri khas dan kemandirian tersendiri, seperti sistem pembelaan diri
reaksi cepat yang praktis dan efektif dengan gerak anggota tubuh yang realistis
dan rasional. Hal itu adalah, logika dan tindakan moral yang memanfaatkan
senyawa daya gerak otot, otak serta nurani untuk digunakan terutama pada upaya
pemeliharaan keselamatan dan kesehatan hidup, seperti menghindari dan
mempertahankan diri dari segala bentuk tindak kekerasan yang merusak derajat
moral kemanusiaan dan menghormati persamaan hak dan kewajiban dalam pergaulan
umum dimanapun berada, serta pencegahan dan pemulihan penyakit fisik dan mental
yang menumbuhkan kerusakan pada tatanan kehidupan. Tarung Derajat merupakan
olah raga beladiri (seni keperkasaan) yang murni melatih kekuatan fisik
(tubuh), dengan kata lain dalam Tarung Derajat tidak terdapat materi tentang
tenaga dalam.
Walaupun Tarung Derajat
dikenal oleh masyarakat sebagai olahraga fisik yang keras, tapi
sama sekali ia tidak mengajarkan anggotanya untuk bersikap jumawa. Bahkan sejak
awal Sang Guru, Aa Boxer, sebagai pencipta olahraga ini berkomitmen bahwa
Tarung Derajat merupakan olahraga beladiri yang menekankan pembentukan akhlak,
serta pribadi mandiri yang berhati nurani serta mempunyai watak yang lembut dan
bijaksana. Hal ini tercermin dalam beberapa motto filosofis (doktrin) Aa Boxer:
“Aku Ramah Bukan Berarti Takut, Aku Tunduk Bukan Berarti Takluk”, “Jadikanlah
Dirimu Oleh Diri Sendiri”, “Aku Belajar Tarung Derajat untuk Mengalahkan Diriku
Sendiri, Tapi bukan untuk Dikalahkan Orang Lain”.
sumber : http://cwienn.wordpress.com
Post a Comment
Post a Comment