Jadi, pernah nggak kalian merasa susaaaah banget buat melakukan sesuatu? Atau, pernah nggak tiba-tiba jadi semangat pengen belajar? Nah, yang jadi pertanyaan, kenapa bisa terjadi hal demikian? Sebenarnya apa, sih, yang bikin kita termotivasi untuk melakukan sesuatu dan sebaliknya?
Oke, disini sang sumber postingan menjelaskan beberapa hal dan tugas ane menyampaikan kembali sekaligus menambahkan hal yang perlu ditambahkan.
Sebenarnya motivasi itu nggak harus datang dari luar, istilahnya karena faktor eksternal gitu. Tapi, motivasi (terutama belajar) itu bisa datang dari dalam diri kita sendiri. Coba kita ingat-ingat lagi, berapa banyak manusia yang termotivasi belajar karena ada hadiah, disuruh orangtua, dibujuk pacar, sampai karena ada PR dari guru? Ah, kalo motivasinya karena itu doang, yakin deh hasil yang didapat nggak akan sehebat hasil kalau kita belajar karena kemauan dan tekad keras dari dalam diri sendiri. Renungkan, kalau kita melakukan suatu hal karena orang lain, nggak akan sama hasilnya dengan karena diri sendiri yang punya kemauan. Kalimat ane muter-muter ya? Hehe. Contohnya, kalian tiba-tiba lagi ada keingingan membersihkan kamar yang kalian cintai sekaligus jadi goa tempat tinggal dengan sukacita. Tiba-tiba sang Mama datang dan minta tolong sama kalian buat bersihin kamarnya juga. Bayangin, apa hasilnya bakal sama? Apa kalian akan membersihkan seluruh bagian di kamar si mama tanpa terkecuali; menyapu, mengepel, ngelap kaca, nyusun make-up di meja yang berantakan, dan lain-lain? Paling yang dikerjakan cuma menyapu atau bonus mengepel sekalian. Iya, kan? Jadi kesimpulannya, kalo kita ngelakuin sesuatu bukan karena keinginan sendiri, hasilnya nggak akan sehebat yang kita harapkan.
Hal yang mesti para pelajar ketahui, belajar karena alasan tertentu ataupun karena reward nggak akan memberi efek maksimal. Justru kalau alasan kita belajar karena reward dan hal nggak penting lainnya, kita bakal kehilangan kebahagiaan belajar itu sendiri. Iya, kebahagiaan dalam belajar. Jangan pernah berpikir kalau belajar itu siksaan--yang katanya 'lebih baik mati daripada belajar fisika sebuku'. Satu hal, kita bukan manusia zaman purba yang bisanya cuma nerima keadaan pemberian alam.
Coba mulai sekarang kita ubah sistem belajar kita dengan membuat motivasi dari dalam diri sendiri, keinginan diri sendiri, dijamin kita bakal jadi pelajar cerdas yang-inshaallah-sukses. Karena, apabila kita belajar dengan alasan mendapat motivasi dari dalam diri sendiri, dijamin kita malah ketagihan belajar! Bener, serius!
Nah, disini ada 5 level motivasi; mulai dari yang paling rendah alias butuh faktor pendorong motivasi eksternal sampai yang paling tinggi dimana ia memiliki motivasi tinggi dan nggak butuh kontrol dari luar.
Level 0. Amotivated
Untuk yang level 0 ini, nggak perlu dibahas lah ya. Ini level paling rendah, kondisi di mana kamu tidak termotivasi untuk belajar.Level 1. External
Contoh motivasi eksternal itu adalah, "Gue mau belajar karena gue akan dikasih duit sama orang tua gue". Dorongan utama motivasi eksternal ini adalah reward dari luar, biasanya rewardnya ini nggak ada hubungannya sama sekali dengan belajarnya itu sendiri. Motivasi jenis ini merupakan motivasi yang paling membutuhkan kontrol dari luar: Butuh ada orang yang "nyogok" untuk belajar supaya kamu mau belajar. Tingkat otonominya paling rendah.Level 2. Introjected
Contoh motivasi jenis ini adalah, "Gue mau belajar demi orang tua gue". Pernah nggak sih kamu dikasih motivasi dengan diomongin gini: Bayangin orang tua kamu udah ngelahirin kamu, ngerawat dari kecil sampe sekarang, ngasih makan, bawa ke sekolah biar pinter, dll. Mereka pasti pengen kamu lulus, masuk PTN yang bagus, dll.Pada level ini, alasan kamu belajar adalah untuk orang lain, bukan untuk dirimu sendiri. Jadi, masih membutuhkan kontrol dari luar, meskipun nggak setinggi Motivasi Eksternal (level 1). Tingkat otonominya sudah mulai ada sedikit.
Level 3. Identified
Pada level ini, kamu udah bisa melakukan identifikasi bahwa apa yang kamu pelajari itu berkorelasi langsung dengan nilaimu di sekolah. Jadi kalau kamu belajar supaya dapet nilai yang bagus atau dapet ranking, kamu udah ngerasain motivasi level ini.Di level ini, kamu udah belajar untuk dirimu sendiri. Kontrol dari luar sudah berkurang dibanding level 2, tapi masih ada: nilai atau ranking.
Level 4. Integrated
Di level ini, kamu bisa melihat lebih jauh lagi tujuanmu belajar: Kamu belajar karena pengen jadi ilmuan/dokter/pelukis/koki/dll, karena pelajaran ini nanti berguna buat karir, pengen pinter, pengen berguna buat masyarakat, dll.Motivasi level 1 sampai level 4 ini adalah motivasi ekstrinsik, di mana kamu termotivasi untuk belajar karena sesuatu di luar belajar itu sendiri. Di antara motivasi ekstrinsik lainnya, Integrated (level 4) ini adalah bentuk motivasi yang paling sedikit membutuhkan kontrol dari luar. Kamu udah punya kesadaran sendiri tentang kenapa pengen belajar, sehingga tingkat otonominya juga lebih tinggi dibanding level 1-3.
Level 5. Intrinsic
Nah, jenis motivasi intrinsik ini lah yang tingkat otonominya paling tinggi, dia nggak membutuhkan kontrol dari luar. Karena di level ini, kamu ngerasain bahwa belajar itu fun, bikin kamu seneng banget ketika bener-bener ngerti sama apa yang dipelajari.Bayangin the best game yang pernah kamu mainin. FIFA? PES? Angry Birds? DOTA? GTA? Catur? Silent Hill? Kenapa termotivasi banget main itu semua? Padahal nggak diiming-iming sama nilai, nggak dikasih duit juga untuk main game-game itu, main game juga bukan demi orang tua lo, dll. Pokoknya kamu pengen aja main game itu karena: fun. Nah, sebenernya dari mana sumber “fun”-nya ini? Pertama,kamu melakukannya karena nggak ada paksaan dari luar. Selain itu, ini yang sangat penting, kamu ngerasa ketika main game tersebut, kamu bisa ngelewatin berbagai challenge yang ada di situ. Dalam belajar, ini juga bisa terjadi. Kalau dorongan belajar itu muncul dari dalam, justru mungkin banget kamu ngerasa kalau belajar itu “fun”. Reward dalam belajar itu yang paling kuat itu bukan ketika kita dapet nilai 100 di sekolah. Reward dalam belajar itu adalah ketika kamu bisa bilang “Anjir gue ngerti banget konsepnya!!!”.
Lima level motivasi ini bisa kita rangkum jadi gambar di bawah ini:
(source: google,zenius blog,pemikiran sendiri ^^)
Post a Comment
Post a Comment