jagatpost – Perencana keuangan Ahmad
Gozali punya kiat untuk Anda yang merasa boros dalam pengeluaran. Namun,
menurut Gozali, dengan pertama mengakui bahwa Anda adalah orang yang
boros, maka usaha untuk mengatasi sikap boros bisa lebih mudah
dilakukan. Berikut ini ada beberapa tips untuk Anda yang suka boros
dalam hal belanja:
1. Cash is the limit
Hal yang membuat kita melakukan terus hal boros tanpa rem adalah karena
memang kita mempunyai uang untuk membiayai perilaku tersebut. Tak lepas
dari itu, niat dan keinginan dalam hati serta adanya kesempatan berupa
diskon besar-besaran dan uang yang kita pegang membantu kita melakukan
hal itu. Jadilah boros mendapatkan energi untuk mengacaukan dompet
(keuangan) kita. Salah satu kiat untuk mengatasi sifat boros adalah
dengan cara membatasi uang tunai yang kita pegang.
Jangan dibiasakan membawa uang tunai berlebihan dalam dompet Anda.
Apalagi kalau Anda suka window shopping. Ada baiknya simpan saja kartu
ATM dan kartu kredit dalam dompet yang terpisah. Cukuplah membawa dompet
berisi uang tunai dalam jumlah terbatas jika Anda memang berniat hanya
untuk jalan-jalan, window shopping, atau sekadar keluar untuk makan.
Kalaupun Anda memang berniat untuk belanja, tulis dulu kebutuhannya dan
bawa uang tunai secukupnya. Boleh juga membawa kartu kredit selama masih
bisa patuh pada daftar belanja Anda.
2. Menabung dulu baru shopping
Sering belanja pun sebenarnya tidak menjadi masalah kalau hal itu tidak
mengorbankan dana tabungan atau investasi untuk masa depan Anda.
Karenanya, pastikan kegiatan belanja Anda tidak mengganggu kebutuhan
Anda untuk menyisihkan uang guna ditabung. Tipsnya pun sederhana saja,
setiap bulan, pastikan Anda menabung dulu, baru setelah itu boleh
shopping.
Dengan melakukan cara ini, maka anggaran tabungan bisa rutin
dilakukan, tanpa menunggu sisa uang belanja. Dan, kegiatan belanja pun
menjadi tidak berlebihan karena uangnya sudah Anda tabung terlebih
dahulu.
3. Alihkan menjadi belanja produktif
Kalau belanja sudah menjadi hobi Anda, sebetulnya kepuasannya terletak
pada “membeli” sebuah barang, bukan pada “memiliki” barang tersebut.
Jadi, bisa juga Anda “memanipulasi” rasa puas tadi dengan membeli hal
lain yang produktif. Sebagai contoh, daripada membeli pakaian, akan
lebih produktif jika membeli perhiasan emas. Setidaknya harga emasnya
masih akan tetap naik dan tidak ada istilah emas bekas sebagaimana
pakaian bekas yang tidak ada harganya.
Anda bahkan bisa juga menggunakan kata belanja untuk menabung.
Misalnya, belanja saham, belanja reksadana, belanja deposito, belanja
emas, dan sebagainya. Dengan begini, Anda bisa tetap melakukan honi Anda
berbelanja dan aset Anda pun makin produktif.
Post a Comment
Post a Comment