 |
Ikan nilem baik untuk kesehatan & kantung oleh : Nurudin Abdullah |
Ikan
goreng tidak selalu disajikan sebagai lauk untuk teman makan nasi.
Buktinya, ikan nilem asal Tasikmalaya, Jawa Barat, yang digoreng kering
cukup nikmat untuk disajikan dalam bentuk makanan ringan.
Apalagi
nilem (osteochilus hasseltii) termasuk jenis ikan organik, karena
dibudidayakan secara alamiah di kolam air tawar dengan pakan dedaunan
dan plankton atau lumut yang menempel.
Pemeliharaan ikan asli Indonesia itu tidak perlu
diberikan pakan tambahan berupa pelet yang merupakan produk pabrikan.
Karena itulah nilem disebut ikan organik.
Ikan nilem goreng untuk
makanan ringan maupun sebagai lauk teman makan nasi itu proses
produksinya tidak menggunakan bahan pengawet dan penyedap rasa serta zat
warna.
Menurut hasil penelitian Balai Pengembangan dan Pengujian
Mutu Hasil Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan, ikan nilem
goreng memiliki kandungan kadar protein yang cukup besar mencapai
38,83%, kadar kalsium 0,98% dan kadar air 3,14%.
Jenis ikan
bertubuh bulat panjang sekitar 23 cm itu di Jawa Tengah disebut wader,
di Sumatra dinamakan pawas atau palon dan di Kalimantan dinamakan payon,
merupakan salah satu jenis makanan sehat, bergizi dan kaya protein
untuk segala umur.
"Dengan unsur nutrisi yang kandungan protein
dan kalsiumnya cukup tinggi, maka ikan nilem sangat baik untuk kesehatan
gizi anak balita hingga orang dewasa," kata Ateng Gurnia Jagatraya,
Ketua Divisi Budidaya DPP Serikat Nelayan dan Petani Ikan Nusantara
(Senusa), di Jakarta.
Prospek usaha budi daya, pengolahan dan
perdagangan ikan nilem goreng sangat cerah, baik di dalam dan luar
negeri. Sebab, orang yang gemar memakan ikan, terutama ikan air tawar,
sekarang ini cenderung terus meningkat.
Peningkatan itu terjadi
seiring dengan gencarnya Departemen Kelautan dan Perikanan
mensosialisasikan gerakan gemar makan ikan di masyarakat, di samping
juga aktivitas promosi dari usaha restoran yang cukup variatif di Tanah
Air.
Sementara potensi sumber bahan baku ikannya juga sangat
besar. Di Singaparna, Tasikmalaya saja, kapasitas produksinya dapat
mencapai lebih dari 10.000 kardus ikan nilem goreng yang sudah siap
saji. Karena di daerah itu banyak kolam ikan.
Selain di
Tasikmalaya, terdapat kolam dengan luasan rata-rata 2.000 m2 terdapat di
Sukabumi dan daerah lainnya di Jawa Barat maupun Jawa Tengah dan Jawa
Timur yang merupakan potensi area budi daya ikan nilem yang cukup
prospektif.
Sebagai percontohan di Singaparna telah terbentuk
wadah bagi para pembudi daya dan pengolah ikan nilem, yang diberi nama
kelompok tani ikan nilem yang diberi nama Kelompok Tani Ikan Mulya Abadi
Singaparna Tasikmalaya.
Potensi bahan bakuKelompok
petani ikan beranggotakan 25 orang pembudi daya kolam dan pengurus
kelompok itu telah memproduksi ikan nilem goreng untuk dikonsumsi
sebagai maknan ringat atau lauk teman makan nasi.
Bahkan, produk
ikan nilem goreng produk kelompok petani ikan Mulya Abadi itu telah
didaftarkan ke Departemen Kesehatan sebagai makanan yang layak
dikonsumsi manusia. Penetapan tersebut berdasarkan Surat Depkes
No.004/10.23/02/2003.
Ateng yang juga menjabat sebagai manajer
Taman Akuarium Air Tawar Taman Mini Indonesia Indah (TAAT-TMII),
mengatakan keberadaan usaha ikan nilem goreng dapat terus dikembangkan
karena potensi bahan bakunya cukup melimpah di Tanah Air.
"Persoalan
yang sering dihadapi masyarakat pengolah ikan nilem goreng adalah
pemasaran produknya dan kendala finansial untuk pengembangan usaha,"
kata Ateng Gurnia Jagatraya.
Proses budi daya ikan nilem relatif
sederhana dan cepat panen, karena untuk pembesaran hingga sebesar ibu
jari orang dewasa yang siap digoreng itu hanya membutuhkan waktu sekitar
40 hari hingga dua bulan.
Adapun kalkulasi bisnis dari produksi
ikan nilem goreng itu adalah satu kuwintal (100 kg) ikan nilem basah itu
di tingkat petani harganya sekitar Rp10.000-Rp12.000 per kg atau
dibulatkan menjadi Rp1,2 juta per 100 kg.
Sedangkan 100 kg ikan
nilem basah itu setelah digoreng menjadi menjadi sebanyak 30 kg yang
dapat dikemas ke dalam 300 kardus berisi sekitar 16-20 ekor ikan nilem
per kadus. Harga ikan nilem goreng dingkat sebesar Rp8.000 per kardus.
Jika
harga satu kuintal ikan nilem basah Rp1,2 juta, maka dalam proses
produksi a.l. dari proses pengolahan serta pemakaian minyak goreng dan
minyak bakar dapat dibulatkan sebagai biaya produski sebesar Rp2,4 juta.
Harga jualDalam
perhitungan tersebut, keuntungan petani tidak boleh kurang dari Rp1.000
per kardus, sehingga keuntungan yang mereka terima untuk 300 kardus itu
sebanyak Rp300.000.
Artinya, rencana keuntungan bersih Rp300.000
ditambah harga ikan nilem basah Rp1,2 juta, maka jumlahnya menjadi
Rp1,5 juta dan ditambah dengan harga kerdus menjadi total Rp2 juta.
Kemudian,
dengan ditambah ongkos kirim dari Singaparna ke Jakarta, maka harga
jualnya hingga ke Koperasi Karyawan Taman Akuarium Air Tawar--sebagai
penyalur utama dan mempromosikannya-menjadi Rp6.500 per kardus.
Selanjutnya,
pihak Koperasi Karyawan TAAT memberikan harga Rp7.000 per kardus kepada
para pengecer dan toko untuk kemudian menjual kepada konsumen sebesar
Rp8.000 per kardus.
"Koperasi TAAT sebagai penyalur utama dan
mempromosikannya wajar kalau mendapat bagian Rp500 per kardus untuk
kesejahteraan karyawan," Ateng seraya mengatakan harga di tingkat
konsumen akhir seragam sebesar Rp8.000 per kardus.
Kalau kelompok
petani ikan dapat memproduksi sebanyak 10.000 kardus per bulan maka
keuntungan bersih yang dapat mereka sedikitnya Rp10 juta. Kalau dalam
satu kelompok beranggotakan lima orang maka masing-masing mendapat Rp2
juta per bulan.
Menurut Kepala Bagian Promosi dan Pemasaran
TAAT-TMII, Fauziah Musjaffak, pihaknya memanfaatkan sejumlah anjungan
pemerintah daerah di lingkungan Taman Mini Indonesia Indah untuk
memasarkan dan mempromosikan ikan nilem goreng itu.
Pengunjung
yang datang dari berbagai daerah di Tanah Air, kata dia, dapat menjadi
media promosi yang efektif untuk mensosialisasikan jenis ikan organik
dan bergizi tinggi yang baik untuk dikonsumsi dan sekaligus meningkatkan
kesejahteraan petani melalui peningkatan penghasilan mereka.
Apalagi
jenis ikan nilem dapat diolah menjadi berbagai kebutuhan, misalnya
digoreng sebagai cemilan, atau dibuat pindang nilem dan bahkan telurnya
merupakan menu istimewa yang sangat lezat.
sumber : http://www.bisnis.com